Perkecambahan merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah muncul-nya
tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses pertumbuhan embrio saat perkecambahan
benih adalah plumula tumbuh dan berkembang menjadi pucuk dan radikula tumbuh
dan berkembang menjadi akar. Berdasarkan letak kotile- don pada
saat perkecambahan dikenal dua
tipe perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal
Hipogeal
Pada perkecambahan ini terjadi per-
tumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit
biji dan muncul diatas tanah kotiledon tetap berada di dalam tanah, contohnya
kecambah jagung.
Epigeal
Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh
memanjang akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah,
sehingga kotiledon berada diatas tanah, contoh pada kacang hijau.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan
Pengaruh lingkungan terhadap per-
tumbuhan tanaman dapat dibagi atas dua faktor yaitu lingkungan dan genetik.
Lingkungan tumbuh tanaman sendiri dapat dikelompokkan atas lingkungan biotik
(tumbuhan lain, hama, penyakit dan manusia), dan abiotik (tanah dan iklim)
Penjelasan dari faktor-faktor terse- but dapat diringkas sebagai berikut:
2.4.1. Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun
yang terdapat di dalam makhluk hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur makhluk
hidup dan juga perkembangan- nya, Walaupun gen bukan satu-satunya faktor yang
mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.
2.4.2. Curah hujan
Curah hujan dapat dinyatakan dalam:
1) mm per tahun yang menyatakan tingginya air
hujan yang jatuh tiap tahun.
2)
banyaknya hari hujan per tahunnya yang menyatakan distribusi atau meratanya
hujan dalam setahun. Besarnya curah hujan mempengaruhi kadar air tanah, aerasi
tanah, kelembaban udara dan secara tidak langsung juga menentukan jenis tanah
sebagai tempat media tumbuh tanaman.
Oleh karenanya curah hujan sangat besar
pengaruhnya terhadap pertumbuh- an tanaman. Tinggi dari permukaan laut.
Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas cahaya matahari dan
mempengaruhi curah hujan, yang pada gilirannya mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Perbedaan ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan
suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100m dari permukaan laut, suhu akan turun
sekitar 0,5 0 C.
Kondisi ini tentunnya akan mempe-
ngaruhi jenis tumbuhan yang hidup pada ketinggian tertentu. Misalnya kita me-
nemukan banyak tanaman kelapa (Cocos nuciferae) pada daerah pantai, kemudian
enau (Arenga pinata) hidup di pegunun- gan basah, rotan pada daerah hutan hu-
jan tropis, dan banyak contoh lainnya. Dari uraian tersebut diatas dapat
diketahui masing-masing tempat hidup organisme (habitat) mempunyai per-
syaratan khusus,
2.4.3. Keadaan Tanah
Tanah merupakan komponen hidup dari
lingkungan yang penting dalam mem- pengaruhi pertumbuhan dan perkembang- an
tanaman. Tanahlah yang menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah
yang relative rendah akan mengakibatkan terhambat- nya pertumbuhan tanaman dan
akhirnya akan mempengaruhi hasil.
Pengaruh
keadaan tanah dapat di- bagi menjadi tiga bagian yaitu:
1)
Keadaan fisik tanah, yang ditentukan oleh struktur dan tekstur tanah, kare-
nanya pengaruhnya terhadap aerasi dan drainase tanah
2)
Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di dalam tanah.
3)
Keadaan biologi tanah yang ditentukan oleh kandungan mikro/makro flora dan
fauna tanah yang bertindak sebagai resiklus hara dalam tanah (dekompo- sisi)
Data kesuburan kimia, fisika dan biologi suatu lahan merupakan data awal yang
harus diketahui sebelum melakukan budidaya tanaman. Pengelolaan lingkungan
menimbul- kan beberapa persoalan pada erosi ta- nah, pergantian iklim, pola
drainase dan pergantian dalam komponen biotik pada ekosistem.
Pada tahun 1977 State of World
Environment Report (UNEP), memper- ingatkan abhwa, tanah yang dapat dita- nami
terbatas, hanya ± 11% permukaan bumi dapat diusahakan untuk pertanian. Secara
total 1.240 juta ha untuk popu- lasi 4.000 juta (rata-rata 0,31 ha/orang). Area
ini pada tahun 2.000 akan tereduksi sampai hanya tinggal 940 juta ha dengan
populasi penduduk dunia 6.250 juta. Sehingga perbandingan lahan/orang tinggal
0,15 ha saja. Ini merupakan suatu peringatan dan memerlukan perhatian segera.
Pengaruh zat hara pada pertumbuhan tanaman digambarkan oleh Liebig de- ngan
hukum minimumnya yang berbunyi “pertumbuhan atau hasil optimum diten- tukan
oleh faktor atau hara yang berada pada keadaan minimum.
Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat
3 fungsi tanah yang utama yaitu:
1.
Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran
maupun sebagai tempat persediaan.
2.
Memberikan air dan sebagai tempat cadangan air dimuka bumi
3.
Sebagai tempat berpegang dan bertumpu
untuk tegak.
2.4.4. Suhu
Suhu udara mempengaruhi kecepat- an
pertumbuhan maupun sifat dan struk- tur tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh dengan
baik pada suhu optimum. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu optimum- nya berkisar
22-37 0 C. Suhu optimum berkisar antara 25- 30 0 C dan suhu maksimum 35-40 0 C.
Tetapi suhu kardinal (minimum, op- timum, dan maksimum) ini sangat dipe-
ngaruhi oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
2.4.5. Cahaya matahari
Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan
tanaman melalui tiga sifat yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang
gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya
tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil,
pembukaan stomata, pembentukan antocyanin (pig- men merah) perubahan suhu daun
atau batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan
gerakan pro- toplasma.
2.4.6. Hara (nutrisi tanaman) dan air
Hara dan air memegang peranan penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan
ini adalah sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang
terjadi pada tanam- an (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman
mendapatkan hara dan air. Bahan baku pada proses fotosintesa adalah hara dan
air yang nantinya akan diubah tanaman menjadi makanan. Tanpa kedua bahan ini
pertumbuhan tidak akan berlangsung. Hara dan air umumnya diambil tanaman dari dalam
tanah dalam bentuk ion.
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat
dibagi atas dua kelompok yaitu hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara
yang dibutuh- kan tanaman dalam jumlah besar sedan- gkan hara mikro dibutuhkan
dalam jumlah kecil. Nutrien yang tergolong kedalam hara makro adalah Carbon,
Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro
adalah Boron, Mangan, Molibdenum, Zinkum
(seng) Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika
tanaman kekurangan dari salah satu unsur tersebut diatas maka tanaman akan
mengalami gejala defisiensi yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan.
2.4.7. Hormon tumbuhan
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa
organik yang dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian
lain, yang konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiolo- gis.
Diferensiasi tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini
dikenal hormon tumbuh seperti auksin, giberelin, sitokinin, asam absisi,
etilen, asam trauma- lin, dan kalin.
Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama
ditemukan. Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel.
Sifat dasar auksin yang mempen- garuhi perpanjangan sel ini sering di-gunakan
sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Beberapa respons pertumbuhan
dapat ditunjukkan dan dikendalikan oleh auksin. Fototropisme yang merupakan
peris- tiwa pembengkokan ke arah cahaya dari kecambah yang sedang tumbuh, dapat
didasarkan oleh penyebaran auksin pada bagaian tersebut yang tidak merata.
Pengaruh auksin pada perpanjangan sel tanaman dapat digambarkan dari
hasil-hasil percobaan sebagai berikut.
Bila ujung batang tanaman Avena Sativa
dipotong, maka pertumbuhan ka-leoptil terhambat, akan tetapi bila ujung batang ini
ditempelkan kembali pertum- buhan akan terjadi lagi. Apabila potongan ujung
batang Avena sativa tadi ditaruhkan pada sepotong agar kemudian pada bagian
bawahnya diletak- kan potongan lainnya maka pertumbuhan kaleoptil akan terjadi
juga. Auksin dibuat di ujung batang dan merangsang pertumbuhan kaleoptil. Auk- sin
merupakan istilah umum dari IAA yang mempengaruhi pertumbuhan batang ke atas
dan ke bawah, hormon ini dapat merangsang ataupun menghambat per- tumbuhan
tanaman tergantung pada kon- sentrasinya. Selain itu, konsentrasi auksin yang sama
dapat memberikan efek berlainan pada pertumbuhan batang. pucuk, dan akar. Seperti
fototropisme (pertumbuhan ke arah cahaya), geotropisme (pertum- buhan ke arah
bumi). Auksin dibentuk dalam ujung kaleoptil bergerak ke bawah (basipetal). Auksin
berfungsi untuk: merangsang perpanjangan sel merangsang pembentukan bunga dan
buah memperpanjang titik tumbuh. Senyawa
auksin bila terkena matahari akan berubah menjadi senyawa yang justru akan
menghambat pertumbuhan. hal inilah yang menyebabkan batang membelok ke arah
datangnya sinar bila diletakkan mendatar, karena bagian yang tidak terkena
sinar pertumbuhannya lebih cepat dari bagian yang terkena sinar sinar.
Giberelin
Mula-mula zat ini ditemukan pada Giberella
fujikuroi, yaitu jenis jamur para- sit pada tanaman padi. Hormon ini dite-
mukan pertama sekali di Jepang. Bila
auksin hanya merangsang pembesaran sel, maka giberelin
merang- sang pembelahan sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer. Bedanya
dengan auksin adalah bahwa giberelin
mempengaruhi perke cambahan dan mengakhiri masa dorman biji, sedangkan auksin
tidakn Giberelin dapat bergerak ke dua arah sedangkan auksin
hanya ke satu arah.Giberelin berfungsi
untuk: menggiatkan
pembelahan sel mempengaruhi pertumbuhan
tunas mempengaruhi pertumbuhan akar Kinin atau sitokinin Hormon ini
seperti halnya auksin maka sitokinin juga memberikan efek yang ber macam-macam
terhadap tanaman.
Zat ini mempercepat pembelahan sel,
membantu pertumbuhan tunas dan akar. Sitokinin dapat menghambat proses proses
penuaan (senescence). Salah satu macam
sitokinin adalahkinetin yang terdapat dalam air kelapa muda dan dalam ragi. Lingkungan biotik
yang mempenga- ruhi pertumbuhan tanaman diantaranya adalah organism pengganggu
tanaman dan allelopati (zat kimia yang dihasilkan tumbuhan dan mengganggu tumbuhan
lainnya).
2.5. Pengukuran
Pertumbuhan
Pertumbuhan
tanaman dapat diukur dengan berbagai cara antara lain:
1.
Pertumbuhan panjang ranting
2.
Pertambahan luas daun Daun berasal dari promeristen titik tumbuh batang.
premordia daun merupakan tonjolan pertama yang membulat atau persegi pada sisi
promeristem. Tonjolan terse- but diawali oleh pembelahan secara antiklinal dan
periklinal pada lapisan luar dari apikal meristem. Helai daun berkembang
menurut pola tertentu.
3.
Pertambahan diameter dahan atau batang
4.
Pertambahan volume terutama pada buah
5.
Pertambahan bobot segar dan kering
0 comments:
Post a Comment